Thursday, January 22, 2009

robot cerdas







Seiring perkembangan teknologi pekerjaan manusia saat ini mulai dapat digantikan oleh robot. Akan tetapi Robot diciptakan bukannya untuk menggantikan manusia sepenuhnya karena walau bagaimanapun ada pekerjaan-pekerjaan tertentu yang tak dapat digantikan dan diselesaikan oleh robot tanpa bantuan manusia dan begitu pula sebaliknya. Robot diciptakan untuk memudahkan manusia dalam menyelesaikan masalah, contohnya dalam memadamkan api / kebakaran, resiko yang harus ditanggung oleh tim pemadam kebakaran sangat tinggi, untuk itu diciptakanlah Robot Pemadam Api untuk membantu manusia dalam pekerjaan ini. Pada penelitian ini penulis mengambil contoh kebakaran di rumah yang sering terjadi untuk disimulasikan. Robot disini berfungsi sebagai pencari sumber api dan kemudian memadamkanya. Proses pencarian sumber api dengan cara memeriksa tiap ruangan apakah terdapat sumber ap atau tidaki. Proses pencarian titik api dilakukan dengan mendeteksi pancaran sinar Ultraviolet yang dipancarkan api dengan menggunakan sensor pendeteksi sinar ultraviolet. Dalam melakukan pencarian ruangan robot menggunakan sensor Ultrasonic untuk memandu navigasi robot dalam pencarian rungan, menghindari halangan, memandu arah gerak dan untuk kembali ke tempat asal robot diberangkatkan.

Diharapkan dengan proses penelitian di atas dapat membuat robot otomatis untuk menyelesaikan beberapa tugas yang diambil dari tema Kontes Robot Cerdas Indonesia 2007, yaitu “Robot Cerdas Pemadam Api”.



Robot sederhana dengan dua kaki bernama RunBot tidak dapat berlari. Namun, ia mampu berjalan cepat bahkan memecahkan rekor robot-robot sebelumnya.

Robot buatan para peneliti Eropa setinggi 30,5 centimeter ini mampu berjalan dengan kecepatan sekitar 3 meter perdetik atau sebanding dengan kemampuan manusia. Kemampuannya berjalan dua kali kecepatan robot tercepat sebelumnya Spring Flamingo buatan Institut Teknologi Massachusetts (MIT).

"Ada beberapa prinsip yang dipakai di sini sehingga desain ini lebih efisien daripada robot tercepat sebelumnya," kata pakar komputasi otak Florentin Worgotter dari Universitas Gottingen Jerman. Seperti manusia yang sedang berjalan cepat, lutut RunBot relatif lurus saat berjalan. Pinggulnya lebih banyak digunakan untuk melangkahkan kaki daripada mengayun lututnya.

Para peneliti juga melengkapinya dengan jaringan syaraf tiruan sederhana yang fungsinya meniru syaraf manusia. Dua buah sensor bekerja seperti neuron untuk mengendalikan motor-motor di pinggulnya.

Sensor-sensor di bagian pinggul akan memberitahu motor untuk berputar lebih cepat sehingga menghasilkan langkah lebih banyak. Neuron-neuron di lutut menjaga agar bagian tersebut tetap kaku untuk menghasilkan langkah yang efisien dan tidak menekuk saat berjalan cepat.

Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi para peneliti dari Universitas Gottingen, Universitas Glasgow, dan Universitas Stirling Skotlandia. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam International Journal of Robotics Research edisi Maret. Sumber: KCM